Kenangan Jakarta

Bismillah,

Ibukota Indonesia adalah Jakarta, kota terpadat penduduknya di Indonesia. Kota itu dahulu kala pernah menjadi peraduan hidup saya setelah lulus dari SMK. Sekitar tiga tahun yang lalu, saya bekerja di salah satu perusahaan milik ASTRA. Bersama sebelas orang teman dari satu sekolah yang lolos seleksi akhir, proses recruitment yang diadakan dari perusahaan tersebut ke sekolah. Moment-moment di sana semakin ku ingat lagi, setelah semalam browsing teman-teman lama di sana melalui facebook. Ternyata mereka banyak yang berubah, tapi ada juga yang tidak berubah.

Saya tidak pernah mengira sebelumnya, ternyata mereka berbeda, setelah berada di Jakarta. Kenangan-kenangan yang lucu, serius, santai, kami kumpulkan selama setahun di Jakarta. Hehe.. Masih teringat jelas tempat tinggal sementara kami di sana, di kos yang tidak terlalu mewah, kami berkumpul dengan canda tawa menyelimutinya. Tepatnya di daerah Sunter, Jakarta Utara. Saya tinggal di jalan Papanggo no 17, kelurahan Papanggo, kecamatan Tanjungpriok, Jakarta Utara. Lucu, seru, pokoknya kalau teringat masa-masa itu, saya jadi tersenyum sendiri.

Lihat saja, bocah-bocah katrok dari desa tinggal di kota, Ibukota pula. Ada seorang sahabatku yang waktu itu belum tahu caranya SMS menggunakan handphone, tapi beberapa bulan di sana, dia sudah jago sekali. Pandai mengamati dan membedakan keunggulan berbagai handphone, bak seorang ahli. Masih teringat jelas, saya dengan 3 teman lainnya, mengunjungi ancol untuk pertama kalinya, tanpa di temani orang tua atau guru seperti saat study tour dari sekolah. Betapa lucunya waktu itu, hihi..(sampai senyum-senyum sendiri), kami ber-empat pergi ke sana dengan jalan kaki lho.

Bayangkan saja, ke ancol jalan kaki, dengan membawa bekal nasi bungkus yang sudah kami beli di warteg (warung tegal) di dekat kos-kosan kami. Padahal, baru satu minggu kami di Jakarta, belum tahu lor – kidul, belum tahu jalanan di kota, bahkan ancol berada di sebelah mana pun kami tak tahu. hehe.. Kami berjalan kaki menyusuri kota menuju ancol hanya dengan mengikuti petunjuk arah yang biasanya berada di jalan raya, yang berwarna hijau itu lho. Yah, lumayan juga jaraknya, pasti yang tinggal di sekitar itu sudah tahu, berapa jauh jarak antara sunter dan ancol dengan jalan kaki. Biasanya, hiking kan di pegunungan, ehh, ini hiking di kota, wkwkwk..kayak bolang ke kota ajah.

Ketika sudah sampai di tempat tujuan, tulisan “ancol” dan umbul-umbul semakin banyak. Kami sangat senang, baru pertama menemukan tempat baru dengan cara menjelajah sendiri ibukota :mrgreen: .

“Kui Ancol, yakin aku..”

“Wah…iyo bener, ancol, waahh, hebat yo..”

Ckckckck, kurang lebih kutipan keheranan dan rasa senang kami dulu seperti itu.

Anehnya sodara-sodara, karena kala itu saya dan yang lain tidak membawa uang yang cukup, maka setelah di depan pintu gerbang, kami saling dorong untuk masuk pertama, takut harga tiketnya mahal. Itu pun, ternyata kami lewat dari pintu belakang, pintu gerbang tempat masuknya kendaraan pribadi maupun bis-bis besar, weleh..weleh..Sebelum masuk, mengamati keadaan sekitar, melihat pengunjung yang jalan kaki lain masuk duluan. Mengamati caranya, bawa tiket atau tidak, dan yang lain, pokoknya diamati dengan seksama. Kemudian, dengan nekat kami  pun masuk, BERHASIL, Yes!!! Lompat, jingkrak-jingkrak.

Cerita selanjutnya sudah bisa dikira-kira donk..Hehehe..

Iya, setelah di dalam ancol, kami terdiam, mau ke mana lagi? hihi, akhirnya termenung di salah satu pohon besar di pinggir laut, sambil ngelamun, setelah menikmati bekal yang sudah di beli sebelumnya. Bingung.. Kami terpisah saat berada di dalam, dan akhirnya ketemu lagi berkat bantuan sekotak ajaib yang berisikan tombol, bertuliskan angka dan huruf. Beberapa jam kemudian, kami memutuskan untuk pulang. Oh iya, lama perjalanan sekitar 2 jam dari kos-kosan ke ancol, karena belum tahu tempatnya, kalau sudah tahu sebelumnya akan terasa lebih dekat. Tapi sedekat-dekatnya Ancol – Sunter dengan jalan kaki, pasti terasa capek.

hehe..

Sekarang sudah banyak perubahan diantara mereka, saya ketahui dari facebook. Mana ada jaman saya dulu, kami bisa facebook-an, sekarang sudah bisa semua. Tapi, sayang sekali, setahun setelah itu, kami berpisah. Semua memilih jalan hidupnya masing-masing. Sekarang, dari sebelas angkatan saya dari sekolah dulu yang masih bertahan di sana hanya satu orang, salah seorang sahabat dekatku, sahabat dikala susah maupun senang, sahabat yang mampu membuatku bisa tersenyum, bahkan tertawa. Sahabat yang tidak akan bisa terlupakan kekocakannya. Entah sekarang dia masih mengingatku atau tidak. Contact hape sudah tidak ada lagi, karena handphone kesayanganku hilang. Handphone kenangan yang banyak contact sahabat-sahabat karibku. Saya lihat facebook mereka sudah tidak pernah di update. Itu pun hanya sebagian saja yang saya temukan di facebook.

*** Untuk sahabatku..semoga kita masih bisa mengingat satu sama lain ***

“Tulisan ini diikutsertakan dalam Giveaway The Fairy and Me yang diselenggarakan oleh Nurmayanti Zain

***

Peta wil. Tanjungpriok diambil dari sini

29 responses to “Kenangan Jakarta

  1. kenangan anak kos memang tak terlupakan..
    Apalagi ngumpul 11 orang, wah nggak kebayang.
    Tentang sunter ke ancol, saya juga punya pengalaman yang mirip sama dijalan kakinya. Saya jalan kaki dari bunderan hi nyampe istana negara bersama ribuan orang, waktu itu demo mas. Kira2 jauhan mana ya. Haduh. Hehehe

  2. Assalamualaikum.

    Wah bang Tunsa dulu kerja di ASTRA berapa tahun bang? teman saya (teman lain sekolah, tetangga) ada yg dari SMK kerja di sana…. hehehe

    Wah baca artikel di atas rada cekikikan Sunter-Ancol jalan kaki? Masya ALLAH..mending naek sepeda bang, itu aja udah capek..lah ini jalan kaki…hehehehe

    Oh ya bang, itu nasi rames dari wartegnya di amkan di mana? dilihatin orang-orang ndak?

    Hehehe….

    saya bentaran lagi bakal stay di Jakarta juga nih..haduhhh sellau ngeri klo denger cerita orang perihal Jakarta o__o

    • hehe…Jakarta tidak sebegitu menakutkan kok…fine ajah…yg penting kita harus selalu menjaga lingkungan…biar asri dan aman..
      smoga sukses yah?

  3. Seneng yaaah klo inget2 masa lalu.. pasti deh senyum2 sendiri! hehehe.. :mrgreen:

    Ajakin reuni doonk temen2nya, siapa tau aja bisa kumpul lagi, khan seru tuh, trus poto2, trus posting deh! hehehe..

  4. Waduh, sunter-ancol jalan kaki?? tapi kalo habis subuh sih enak juga Ri, kalo siang kayak dirimu ituh,, hiks.. gak mau ah, capek benerrrrrrr… 😛

    semoga temen2mu bisa inget satu sama lain ya,, pasti seneng ngumpul lagi di Ancol dan bisa masuk semua wahana,, *sekarang gajinya dah gede kan?? 🙂 *

    • hehe…setelah agenda jalan kaki ke ancol waktu itu, kami langsung mengagendakan ke sana lagi, kala itu tdk hanya berempat tapi lgsg 11 orang tambah teman baru 2 org, dan jg tak hanya ke ancol, tapi juga masuk dufan :mrgreen:

      amiin…tapi kalo masalah gaji? gedean yang dulu, hihi..

  5. aahh..senengnya..membaca kilas balik ini saya jadi ikut senyum membayangkannya
    persahabatan menang indah ya Mas, pengalaman pahit dan manis..akhirnya akan menjadi kenangan yang menyenangkan untuk dikenang.

  6. Ping-balik: [Menikah] Zizul « Tunsa·

  7. wahh masa-masa yang begitu menyenangkan. hal pertama bersama sahabat 🙂 tapi kok bisa lost contact? coba dicari lagi sapatahu masih bisa dipertemukan olehNya InsyaAllah

    oh iya, bannernya jangan lupa dipasang ya! 😀

    ————————-
    sudah terdaftar ari 😀
    terima kasih atas partisipasinya ya!

  8. Wah hebat bisa masuk jaringan astra sunter. Tapi kebanyakan ikatan kontrak ya sob. Setelah itu pasti berpisah memilih jalan hidupnya masing-masing. Ada yang di angkat karyawan, ada yang di putuskan kontraknya. Sebuah persahabatan yang lucu ya sob. Jalan kaki sunter-ancol, pasti gempor itu kaki. Tapi karena seru nggak kerasa capeknya kan sob. Namanya juga petualangan. Sekarang dimana sob?

Komen