Sapi Bali

Mari kita mengenal Bali lebih dekat..

Pertanyaan saya pertama kali saat berada di Bali adalah “itu sapinya siapa?”

Anda pasti sudah banyak yang mengetahui tentang sapi bali. Bagi yang belum maka saya akan menceritakan ciri-cirinya, diantaranya adalah:

  • Tubuhnya berwarna cokelat
  • Postur terlihat kecil dari sapi-sapi perah maupun sapi madura
  • Terpasang kalung di lehernya :mrgreen:
  • Sapi bali mempunyai tanduk pendek
  • Bagian kaki biasanya berwarna putih

Yang saya sebutkan itu hanya yang tampak dari luar, karakteristik dari sapi bali sendiri saya kurang mengetahui, sebab saya bukan anak sapi :mrgreen:

Tentu saja ada alasan kenapa saya melontarkan kalimat di atas ketika pertama masuk Bali. Mungkin alasan saya merupakan sebagian besar alasan orang kebanyakan. Bagaimana tidak, gerombolan sapi-sapi itu tidak ada yang menggembalakannya, tidak terlihat satu orang pun yang ada di sekitar keberadaan sapi-sapi.

Awalnya saya berpikir, mungkin orang yang menggembalakannya masih buang air disemak-semak, atau mungkin dia tertidur di bawah pohon πŸ˜† tetapi prasangka ku terbantahkan pada saat menanyakan langsung pada orang Bali tulen. Mereka bilang, “Sapi-sapi itu memang dibiarkan berkeliaran di sana, tidak ada yang menjaganya dan tidak ada pula kandangnya, hanya dilepas begitu saja, tapi mereka ada yang punya”.

Lalu saya bertanya lagi, “Kalau sapi-sapi itu ada yang punya, bagaimana cara mengetahui pemilik sapi tersebut jika mereka bergerombol?”

“Untuk mengetahui siapa pemilik dari sapi-sapi tersebut dengan tanda ‘kalung’ yang terpasang dilehernya”

Sapi Bali melintas bebas di jalan raya

Saya telah beberapa kali mengamati sapi Bali, dan setiap indukan mereka biasanya dipasang kalung yang terbuat dari kayu dan ada isi sesuatu di dalamnya, sehingga pada saat mereka makan rumput, maka kalung itu akan membunyikan suara, persis seperti suara kentongan kecil yang diisi batu kerikil dan dikoyak.

Dan satu hal lagi yang membuat saya heran, ternyata sapi-sapi bali bisa hidup ditempat manapun, bahkan tempat pembuangan sampah sekalipun. Untuk membuktikannya anda bisa mengunjungi tempat pembuangan sampah yang ada di dekat pulau Serangan. Saya pertama kali melihat para sapi yang hidup di tempat sampah adalah di sana, sebelah selatan selatan jalan menuju pantai serangan. Di sana terdapat banyak sapi, mungkin jumlahnya mencapai ratusan.

Kalung sapi bali

Jika diperhatikan dengan seksama, sapi ini sudah terbiasa mempunyai kalung dengan bentuk atau warna yang berbeda-beda. Kalung itu yang merupakan kalung penanda sang pemilik hewan yang hidup bebas di alam.

Saya berusaha menelusuri keunikan jenis sapi satu ini. Meskipun mereka hidup di alam yang bebas, tapi sapi-sapi tersebut tak asing lagi dengan manusia, layaknya hewan lain yang hidup bebas. Buktinya sapi-sapi itu tidak kabur waktu saya mengambil gambar dari jarak yang sangat dekat. Entahlah, mungkin mereka sedang tidak mengetahui keberadaan saya, atau para sapi itu memang narsis? πŸ˜†

Melihat sapi di malam hari yang berkeliaran, saya juga pernah. Namun, saya heran, banyak sapi yang bebas begitu apa tidak ada yang nyuri yak?

Saya tak mau banyak memikirkan sapi, mungkin saja yang mau nyuri juga mikir, cara membawa sapi hasil curiannya untuk keluar Bali.

—–

Baca juga:Β CaraΒ Menghilangkan Bau Mulut

—–

Salam

Ari Tunsa

58 responses to “Sapi Bali

    • hehe.. boleh donk kasihkan saya satu, sapinya πŸ˜†
      alhamdulillah, baik..wah kemana aja nih kang, baru muncul? jangan2 dah nggodol istri nih :mrgreen:

  1. Benar mas, pada saat di Bali saya juga menyaksikan hal yang sama. tapi uniknya semua hewan tersebut dibiarkan hidup berkeliaran di jalanan. Bila sapi saja bisa tahu rumah majikannya dan tetap setia, apalagi manusia ya ? he….x9

    Sukses selalu
    Salam
    Ejawantah’s Blog

  2. Saleum,
    Ketika liat gambar saya berfikir itu adalah sapi kepunyaan kang Tun, ternyata tebakan saya salah besar, heheehe..
    Sapi Bali gak jauh berbeda dengan sapi diaceh. Ditempat saya berdomisili gerombolan sapi juga seperti itu, tidak ada kandang tapi ada yang punya. KAdang mereka “nginap” di teras warga, dipekarangan warga juga sering dijalan raya sehingga sudah banyak berujung pada kecelakaan. Apalagi kotorannya itu akan membuat kebersihan akan meninggalkan nama.
    Harusnya tidak dibiarkan berkeliaran dijalan ataupun diperkampungan warga.
    saleum dmilano

  3. Sapi hidup dimana aja bisa kok.. Jangan heran kalau sekedar di tempat pembuangan sampah.

    Yang aku mau tahu, apakah sapi bali juga bisa berbahasa bali kalau diajak ngobrol? Siapa tahu salah satu cirinya juga itu.

  4. Ari, waktu saya tugas di Denpasar, ada sapi yang mampu membunuh turis di Nusa Dua. Dia menyebarang jalan dan ketabrak sama bule itu. Bule itu mati.

    Saya kurang setuju sapi-sapi ini dibiarkan berkeliaran seperti ini, membahayakan lalu lintas. Pemiliknya seharusnya mengikat sapi ini. Atau kalau nggak, jual aja 😳

    • nah, ini baru yang empunya bali dateng, ehehe.. iya juga sih bli, memang mengganggu jalan, sapi kan bukan hewan kecil πŸ˜€
      atau kalo enggak dibuatin seperti savana gitu kali ya..biar kayak taman safari πŸ˜€

  5. Di daerah perkebunan kelapa sawit si sapi juga enak berlenggang namanya keren, siska: sistem integrasi sapi dengan kebun sawit, salam

  6. Mungkin karena kebiasaan turun temurun barangkali Mas Ari. Karena orang Bali menghormati sapi jadi hewan ini dibiarkan hidup dengan merdeka, di tempat mereka suka tanpa ada yg berniat untuk mencurinya. Kebiasaan tersebut terbawa sampai sekarang

  7. kalo disini hewan malah dilarang berkeliaran dijalan mas.. sapi bali tuuu apa yaa?? disini pun sering dhe denger, tapi lupa itu sebutan untuk apa bukan hewannya lho yaa

  8. sapinya cantik cantik ya, jadi inget sapi sapi yg di kampungku sini, macam macam warna dan jenisnya πŸ™‚

  9. Bukannya kalau di bali aman-aman aja yah… ga takut kecurian. Ga kayak di Jawa 😦 Karena budayanya kali ya ^^
    Btw, di Jogja, di TPS di Bantul juga banyak sapi makan sampah ^^

Tinggalkan Balasan ke Gandi R. Fauzi Batalkan balasan