Sepidi Nesu

Selamat datang di telkom 147 (satu, empat, tujuh)

Untuk bahasa Indonesia, tekan 1 (satu)

For services in English, press 2 (two)

Tekan 1

…Kabar gembira, saat ini  pasang baru speedy cukup dengan tekan 147 selanjutnya serahkan semuanya kepada kami, nikmati kemudahannya, nikmati layanannya….

Untuk layanan telkom flexy tekan 1

Untuk layanan speedy tekan 2

Untuk layanan telephony tekan 3

Tekan 2

Untuk berlangganan dan informasi produk, tekan 1

Untuk layanan dan keluhan pelanggan, tekan 2

Tekan 2

Tuuuuttt….. Telkom selamat sore dengan  lia  ada yang bisa dibantu?

——

Arrrgggghhhhhh…. *geram

Kata-kata itu terlalu sering ku dengar melalui gagang telpon diujung sana. Ini adalah kesekian puluh kalinya aku merasakan ketidakbahagiaan bukan dalam rumah tangga 😆 Rumah tanggaku sih baik-baik saja #ngaku-ngaku

Si Speedy berbuat ulah, entahlah ini salah siapa yang jelas saya jelas-jelas tidak tahu. Tidak tau bukan karena enggak mau tahu, tapi memang bukan hak dan wewenang saya untuk mengetahui lebih dalam tentang problomatika jaringan telekomunikasi terbesar di Indonesia ini. Masalah dengan modem, itu biasa bagi seorang blogger, tapi ngeselin juga jika masalah yang sama terjadi berulang-ulang tanpa ada sambutan positif dari pihak yang bersangkutan bukan?

Ah… andaikan kalian semua tau, aku benar-benar frustasi dibuatnya. Terlebih lagi selain dunia blogging, aku juga sangat membutuhkan jaringan internet untuk menunjang sistem sinkronisasi. Intinya, internet itu adalah kebutuhan sehari-hari. (titik)

Saya kesal saat harus mengirim atau membalas email penting tiba-tiba lampu internet modem mati

Saya kesal dikala harus mengklarifikasi pesan dari salah seorang teman kemudian internet mati

Saya kesal jika harus selalu menghubungi call center dan mendapat jawaban yang sama tanpa solusi

Saya kesalllll………..

Tidakkah ada yang ber-emphaty dengan apa yang terjadi padaku 😦 hiks..hiks..

Akibatnya…

Saya tidak jadi mendapatkan rejeki sebab telat membalas email

Saya dibenci teman sebab tak bisa membalas klarifikasi darinya

Dan banyak lagi akibat buruk lainnya, termasuk tidak bisa update post :mrgreen:

***

Oke, saya mencoba tabah dan sabar menghadapi cobaan ini. Tapi saya tak suka menerima janji gombal dari pihak provider yang bersangkutan. Waktu itu, ada salah seorang petugas yang sudah ku mintai tolong untuk mengecek modem TP-Link punya saya. Modem ini adalah modem recomendasi dari petugas tersebut. Setelah semuanya di-check, dia memberi keputusan untuk mengganti modem saya. Berhubung masih dalam masa garansi, katanya modem bisa diganti tanpa dipungut biaya. Sebagai konsekuensi dari semua itu, saya harus menyerahkan nota pembelian modem untuk ditukarkan ke pihak vendor. Ya, akhirnya saya serahkan juga nih nota…

Lama berselang… bahkan sampai berbulan-bulan, belum juga ada kabar dari pihak yang mau mengganti modem ini. Beberapa hari yang lalu, saya telpon orang tersebut, dan menanyakan semua janji-janjinya. Ku bilang, saya butuh bukti bukan hanya janji #halah, kayak kampanye saja 😀

Katanya begini:

“lho, jadi belum ada petugas vendor yang mengganti modem bapak? padahal waktu itu sudah saya ajukan lho pak. Saya kira sudah diganti”

Gimana coba perasaannya? tentu saja saya marah, tapi berhubung saya itu baik hati dan tidak sombong, akhirnya saya mengalah saja, meng-iyakan apa kata petugas dari sana. Saya disuruh menunggu lagi 😯

Terus..terus… masih ada lanjutannya nih… sabar yak? baca dulu siapa tau ada yang sama nasibnya denganku 😀

 Modem masih belum ada jalan keluar, buktinya sampai detik ini modem lama masih setia di mejaku. Sebenarnya ni modem masih bisa dipakai, tapi koneksinya setengah waras. Bentar-bentar mati, hidup lagi, mati lagi, sampai bosen. Karena itulah saya bisa menelpon si mbak/ mas customer service bisa sampai 5 kali dalam sehari.

Dan kemarin puncaknya, saat lampu ADSL modem mati (Lampu ADSL adalah indikator jaringan telpon dari provider sedangkan Lampu Internet adalah indikator modem)

Nah, jika sudah begini, ADSL yang mati, petugas tidak bisa membantu setting modem, hanya bisa diatasi dengan mendatangi TKP dimana modem berada untuk memeriksa jaringan kabel telpon bermasalah atau tidak. Seperti biasa, mereka (beberapa CS yang saya hubungi) menjanjikan akan mengirim petugas lapangan memeriksanya. Saya diminta nomor telpon agar mudah dihubungi oleh petugas lapangan yang mencari informasi.

“Mohon ditunggu, petugas kami akan datang maksimal 3×24 jam”

Yah, pasrah lagi. Saya tunggu hingga waktunya habis belum ada juga petugas yang datang. Tentu saja telpon lagi, dan mendapat jawaban yang sama ketika itu. Beberapa kali telpon hasilnya nihil. Akhirnya tadi sore saya sudah tak sabar pingin mengungkapkan apa yang selama ini ku pendam #tsaaahh..

“Apakah informasi ini sudah cukup jelas?” seperti biasa sebelum berakhir petugas mengatakan kalimat tersebut

“Informasinya sih sudah cukup jelas pak, bahkan jelas sekali. Hanya saja penanganannya yang gak jelas, sudah beberapa kali saya menghubungi 147, petugas lapangan belum datang juga”

“Iya pak, mohon ditunggu maksimal 3×24 jam…” belum selesai ngomong ku potong pembicaraannya

“Percuma pak, saya telpon sudah lebih dari 3×24 jam, petugas gak dateng juga, terus saya telpon lagi disuruh nunggu lagi 3×24 jam lagi, sebenarnya perlu berapa kali 3×24 jam sih?”

“Baik. Akan kami percepat informasinya agar segera ditangani petugas kami. Ada nomor yang bisa dihubungi?” Meski masih terlihat ramah kemarahan saya tetap saja belum reda.

“Lho, saya sudah bolak-balik ngasih nomor telpon, memangnya 147 tidak mencatatnya? masa saya harus mengulanginya lagi?”

“iya pak, data kami sudah ada, kami hanya mengklarifikasinya saja”

Sampai disitu, saya sengaja diam… hening… sambil bergumam lirih, mungkin petugas itu tak mendengar jelas kata-kataku. Saya sengaja mendiamkan, pengen tau reaksi kekesalan dari salah seorang pelanggan setia yang sudah lebih dari 1 tahun memakai spidi. Iya, saya hanya ingin tau saja, agar aduan dari customer benar-benar diperhatikan dan di follow up.

Setelah itu, saya kembali ke jalan yang benar, pertanyaan petugas ku tanggapi lagi, sampai akhirnya percakapan berakhir tanpa kejelasan dari pihak sana. Saya pun berucap “selamat sore” dan berakhirlah.

Hmm… sebenarnya apa yang harus ku lakukan, mendatangi plasa telkom? tentu saja sudah. Petugas yang menjanjikan modem itu memang dari sana. Akhirnya saya pasrah, setting modem tiap kali mati ku lakukan sendiri tanpa menelpon 147, toh seringnya modem bermasalah dan seringnya dipandu oleh petugas CS untuk setting modem sudah membekas di otak, saya sampai hafal sodara-sodara.. :mrgreen:

Jadi, sampai saat ini, modem masih tidak stabil. Bagi teman-teman yang biasa berhubungan dengan saya melalui dunmay, mohon maaf jika tiba-tiba saya menghilang tanpa permisi 😀

Oiya, saya memakai paket familia unlimited dengan kecepatan downstream 1 Mbps dan Upstream 256 kbps. Dengan adanya masalah itu terkadang saya malah tidak bisa online  beberapa hari, tentu saja merugikan, bayar tetap sama.

Salam saya, semoga tidak terjadi pada yang lain 😀

Sumber gambar: 19fdesign.com

48 responses to “Sepidi Nesu

  1. sebagai pengguna SPIDOL juga, selama ini sih saya ‘pegang’ satu nama di kantor terdekatnya. Jadi nanti kalau ada petugas yg datang, tanyakan siapa bosnya, itu yg saya lakukan. Minta nomornya sekalian. Simpan baik2. Jika ada masalah lagi, saya lgs telpon bosnya, selama ini sih ditanggapi dan cepat penanganannya.
    bahkan ketika masalah terjadi di tempat adikku yg beda wilayah, pun dibantu dengan nama penanggung jawab wilayahnya, dan diatasi dengan baik.
    MEMANG sih, ujung2nya pada rupiah, maksudku, walaupun itu tidak wajib, yaaa uang rokok pas datang mah keluar, demi kelancaran usaha hehehe … saya menyogok? Tidak! itu ucapan terima kasih, dia udah capek2 naik genteng, nelusuri kabel yang digigit tikus misalnya.
    Itu kan tugasnya, kok dikasi duit? Yo gak popo, klo saya ikhlas, usaha saya lancar, napa engga? Sing penting, nek sesuk begitu lagi, gampang telpon neh hehehe

    terus sering2 dong bermasalah? Engga juga tuh, malah seringnya baik2 saja. Blom pernah mengalami seperti cerita di atas. Atau karena saya memang tidak mau menelpon 147? 😛

  2. misiiiiii…………….saya jg pengguna dan petugas spidi hihihi. tp maaf sy kurang tahu mslh dilapangan, tugas saya hanya mengeluarkan tagihan dan menerima uang *dikeplaksamapenggunaspidi
    smg cpt kelar mslhnya y masbro senama..
    😉

  3. wew. aku udah sering baca/denger keluhan pengguna speedy. selama ini aku cuma pake smart dial up. dan walau kecepatannya kadang2 bikin mengelus dada, tapi cenderung lebih stabil. yah lumayanlah. sejauh ini aku gak pernah sampai komplain ke cs-nya.

  4. kenalan sama petugas lapangannya Mas, paling ngga punya 1 nama plus nomor hpnya
    jd kalau ada masalah langsung telepon ke si teknisi nya ini
    selama ini sih saya begitu
    memang sih menyalahi posedur, tapi ya mau gimana, kalau sesuai prosedur malah kitanya yang makan ati kan males juga

  5. Beda tempat, beda penanganan kayaknya
    Jaman saya masih pakai speedy, kayaknya pelayanannya oke2 saja.
    Saya ganti ke penyedia lain semata karena masalah kecepatan.
    Speedy kecepatannya oke, tapi kalah oke dengan yg saya pakai sekarang, dengan harga yg hampir sama.

  6. tahun 2009 kalo nggak salah, saya sempat menikmati sapidi hanya 3 bulan. Lho kenapa ? karena waktu itu ditawari telkom gratis. Ya saya ambil, setelah tiga bulan saya lepaskan lagi karena waktu itu tergiur tawaran ponakan yang nyuruh pake modem USB dan ternyata lebih enak.

  7. saya juga sedang mempertimbangkan untuk pindah ke lain hati dari si sapi…di ini tp sedang menimbang2 provider yg lain nih. kalau yg wireless relatif lebih murah namun kinerjanya tidak lebih baik dari si sapi….

  8. Itu sebabnya aku gak mau pake sepedi kang, manggil petugasnya repot amat… mending pake modem aja, kalau gak pas lagi sinyalnya tinggal dibanting dan hajar. besok beli lagi yg baru, lagian murah kok modemnya cuma seratuslimpul 😀

  9. Kalau nggak hidup mati bukan telkomsel namanya, entah itu speedy (tapi ditempatku speedy terkenal paling yahud loh; anak-anak yang pake), Flash Hallo, As dan Simpati. Ceritanya seperti kerakap tumbuh di atas batu.

  10. hahahahaha… ternyata senasib dengan aku.. ternyata pelayanan spidi emang buruk yaaaa,…. kirain aku aja yang mengalami perlakuan seperti ini..

Tinggalkan Balasan ke dee Batalkan balasan