Selamatkan Mangrove Indonesia

Hutan Mangrove Bali

Hutan adalah paru-paru dunia. Begitu saya membaca salah satu judul buku yang ada pada perpustakaan Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Tunsa. Hutan berperan penting bagi kehidupan makhluk yang bernama manusia. Namanya saja paru-paru dunia, kita analogikan sebagai paru-paru manusia yang sangat tak tergantikan fungsinya. Sama halnya dengan hutan, keberadaannya menjadi penting, layaknya paru-paru.

Global Warming

Setiap hari momok global warming semakin menghantui dunia, terlebih Indonesia. Bagaimana tidak, banyak hutan yang berfungsi untuk mengimbangi efek global warming yang kini berpindah alih fungsi menjadi tanaman beton. Gedung-gedung kaca berpuluh bahkan berratus-ratus lantai tingginya dibangun di atas lahan yang seharusnya digunakan sebagai hutan.

Sudah berapa banyak pengrusakan hutan terjadi di negeri kita ini. Obyek wisata alam yang seharusnya bisa menyuguhkan alam segarnya kini telah pudar. Banyak tumbuhan yang ditebang hanya untuk urusan perut. Semua itu dilakukan oleh orang-orang yang tak bertanggungjawab. Oleh karena itu, jangan sesalkan jika suatu saat anak kita ‘kepanasan’ setiap hari akibat pemanasan global (Global Warming).

Apa Itu Hutan Mangrove?

Hutan Mangrove adalah hutan yang tumbuh berada di daerah pantai. Biasanya jenis tumbuhan yang hidup kebanyakan jenis bakau. Tapi tidak selalu. Ada juga campuran antara spesies tumbuhan lain yang habitatnya sama, bisa tumbuh ditepian pantai yang sering terendam air laut.

Berdasarkan data dari berbagai sumber yang saya baca bahwa hutan mangrove yang terdapat di Indonesia ada lebih dari 3.800.000 ha. Pada tahun 2000 terdata seluas 3.806.119 ha dan pada tahun 2002 berkurang menjadi 3.493.110 ha. Angka itu semakin menurun semakin bertambahnya tahun. Sumber. Bagaimana dengan tahun ini? Entahlah.

Yang jelas terlihat dari data adanya penurunan. Kemungkinan hutan mangrove yang tidak terdata pasti ada mengingat luasnya wilayah Indonesia sebagai negara maritim. Lalu, bagaimana hal itu terjadi di Indonesia?

Hutan Mangrove dan Pengelolaannya

Diantara biota alam yang sering tak terurus dan semakin tergerus oleh tangan-tangan jail adalah mangrove. Hutan Mangrove yang tidak terawat juga akan mempengaruhi kerusakan alam dan dapat menyebabkan banyak kerugian. Sudah tentu erosi dan abrasi tanah semakin meluas, akhirnya laut semakin dangkal dan habitat berjuta-juta biota laut terancam.

Tidak hanya sampai disitu, tentu ujung-ujungnya manusialah yang akan merasakannya. Para nelayan tidak dapat hasil memuaskan dan berlanjut menggerogoti perekonomian. Hmm.. Saya tak sanggup membayangkan hal itu terjadi pada anak-cucu kita.

Beberapa tahun yang lalu saya berkunjung ke salah satu hutan mangrove di Bali. Keadaannya sangat mengenaskan. Bagaimana tidak, banyak sampah dan corat-coretan di sepanjang keberadaan mangrove. Jelas seperti tak ada pengelolanya. Padahal saya yakin dan tidak salah lihat, ada dua orang penjaga hutan yang dijadikan objek wisata alam itu. Lebih mengenaskan lagi ketika saya mengetahui ada sejumlah uang yang harus dibayar untuk bisa masuk ke dalam sana. Pertanyaannya, uang itu buat apa? Biaya operasional? Lha wong sampah saja banyak yang nyangkut di bawah mangrove 😦

Pembaharuan bibit juga terbilang sangat lambat. Terlihat di bagian penangkaran bibit mangrove yang juga kurang terawat. Banyak hewan-hewan kecil perusak tanaman yang dibiarkan. Sehingga sudah pasti bibit yang seharusnya tumbuh maksimal tidak dapat berkembang. Penataan layout bibit kurang rapi juga membuktikan ketidakseriusan dari pengelola. Ditambah halaman kantor yang sungguh sebenarnya saya katakan ‘menakjubkan’ lagi-lagi terlihat banyak ilalang yang mencuat tinggi.

Ini hanya salah satu contoh hutan mangrove yang pernah saya kunjungi. Apabila wilayah Indonesia yang mempunyai daya tarik pada pantainya seperti Bali saja pengelolaannya kurang bagus, apalagi dibagian lain dari Indonesia. Ah, Indonesiaku. Kekayaan alam Indonesia dirusak oleh warga negaranya sendiri, saya adalah salah satunya 😦 *hiks

Kesimpulan dan Solusi

Indonesia adalah negara yang sebagian luas wilayahnya adalah perairan. Juga disebut negara seribu pulau. Itu artinya kita membutuhkan hutan mangrove untuk menjaga kestabilan ekosistem, terutama daerah pantai. Untuk itu penanaman dan pembenihan tumbuhan mangrove sangat diperlukan guna regenerasi hutan mangrove.

1. Maksimalkan Pusat Konservasi

Didirikannya pusat konservasi mangrove akan sangat bagus untuk memberikan pengetahuan kepada pelajar atau masyarakat umum tentang pentingnya memelihara hutan mangrove. Namun, perlu diingat oleh kita bahwa pembangunan pusat konservasi bukan semata-mata untuk formalitas belaka. Lebih baik maksimalkan pusat konservasi mangrove yang ada. Lakukan promosi ke sekolah-sekolah.

Saya yakin sebenarnya program-program kerja dari kantor konservasi sudah tersusun rapi mulai dari tata tertib, hanya kurang aplikasi saja. Perbaharui yang perlu  diperbaiki. Evaluasi setiap periode tertentu.

2. Inspeksi Secara Berkala

Pemantauan langsung dari pusat ke daerah pusat konservasi mangrove sangat diperlukan. Adakan SIDAK (Inspeksi Mendadak) dari kementrian yang bersangkutan, agar semua jajaran pengelola mangrove yang dilapangan mempunyai akan selalu bertanggungjawab. Sekaligus meninjau program kerja serta perkembangan hutan.

3. Tanggungjawab Masyarakat diperlukan

Keterkaitan antara pengelola hutan mangrove dengan masyarakat sangat erat. Lagi-lagi yang memegang kendali adalah warga masyarakat secara umum. Banyak oknum tangan-tangan jail yang melakukan pengrusakan lingkungan hutan mangrove.

Siapapun orangnya, hendaklah sama-sama bekerja untuk menjaga alam raya kita. Hutan mangrove bukan milik pemerintah, tapi milik kita sebagai warga negara. Orang yang berpikiran bahwa menjaga lingkungan adalah tugas pemerintah maka saya katakan orang itu tidak sayang kepada dirinya sendiri. Apa pasal? sebab mereka sudah memulai pengrusakan alam yang berpengaruh kepada kerusakan bumi tempat kita berpijak.

Lalu bagaimana aplikasi nyata untuk menjaga hutan mangrove?

Langkah paling kecil adalah tidak membuang sampah sembarangan di laut. Terutama sampah non-organik. Sebab sampah-sampah tersebut akhirnya akan tersangkut pada akar-akar mangrove dan lama kelamaan bisa terjadi pencemaran.

Merawat dan menjaga hutan mangrove adalah salah satu bentuk dari kecintaan kita terhadap negara Indonesia. Juga termasuk menjaga keanekaragaman hayati laut Indonesia.

Tadi pagi, saya sempat membaca salah satu status di TL FB sahabat blogger peduli alam, Pak Alamendah, ternyata hari ini adalah The International Day for Biological Diversity  (Hari Internasional Untuk Keanekaragaman Hayati). Mari kita jaga hayati laut, mari kita jaga Mangrove. Mari selamatkan Hutan Mangrove Indonesia untuk membangun Indonesia yang ramah lingkungan. Bangkitkan wisata alam Indonesia dengan peduli alam mangrove Indonesia.

Artikel  ini diikutsertakan pada Kontes Unggulan Indonesia Bangkit di BlogCamp

68 responses to “Selamatkan Mangrove Indonesia

  1. di Surabaya… juga sedang digalakkan wisata mangrove…
    tujuannya agar selain untuk promosi pentingnya mangrove juga untuk memberdayakan masyarakat sekitar.

    kalo lihat hutan mangrove tuh unik sekali yaa… seperti semak belukar di rawa rawa, tapi ternyata fungsi dan manfaatnya sangat banyak.

  2. Pas ke Bali tempo hari aku pgn bgt mampir ke sini Ri, tapi teman2 seperjalananku sama sekali ga tertarik, kalah suara aku 😦

    • harusnya pake TOA mbak, biar suaranya nggak kalah, hihihi… iya. dulu kau ke Bali nggak ngasih tau penduduk blogger sini.. 😀

  3. wow, ada si loreng lagi jalan. . .
    saya kira macan lreng. 😛

    alam, hayati laut, flora, fauna dan semua yang ternatam dibumi memang wajib kita jaga. . .
    supaya tidak punah. ^_*

    walapun saya belum pernah kesitu, tapi sepertinya, adeeeem. . .maknyesss. 😆

  4. Si Loreng..
    Itukah Ari?
    Curang potonya dari belakang..
    Ga kaci.., noleh dong ..!!

    Hutan Mangrove, nanti kalo ke BAli..
    Ajak aku kesana ya,kayaknya adem ya Ri..

  5. di semarang juga lagi gencarny penanamn mangroove. ada kelompok studi mahasiswa kampus saya, namany kesemat. selalu concern dan aktif dalam penanaman mangroove.

  6. saya baru sekali jalanjalan ke hutan mangrove dan melihat sendiri seperti apa sih hutan mangrove itu, waktu tahun lalu ke Tarakan
    dan saya banyak menemukan ternyata selain bisa menjaga supaya tidak terjadi abrasi, hutan mangrove juga tempat hidupnya banyak organisme, saya menemukan kepiting yang belum pernah saya lihat sebelumnya, hidup di antara akarakar mangrove, untuk hutan mangrove di Tarakan juga hidup monyet hidung panjang di sana, ada juga bururngburung kecil yang bersarang di anatara dahandahan pohon mangrove, ikan kecil pun ada yang hidup di kubangan airnya
    mari kita jaga kelestariannya 🙂

    • benar. indah ya mbak… awalnya saya juga penasaran karena ada temen yang cerita. kukira hutan mangrove itu masih hutan biasa yang tak ada penjaganya, ternyata ada pengelolanya juga 😀

  7. Aku belum pernah ke hutan mangrove ituh bang…
    Ntar kalo ke Bali aku pengen liat ah 🙂

    Senengnya bisa dapet ilmu baru setelah mampir kesinih…

    Makasih sudah di share yah Bang 🙂

    Dan semoga sukses ngontes nyaaaaa 🙂

    • hihi.. di Bandung emg gak ada hutan mangrove nya teh?
      boleh, ntar kalo ke bandung sama teh nchie 😀 kuajak ke mangrove deh.. 😀
      makasih 🙂

  8. Berharga sekali sajian mangrove ini, dalam hutan bakau tersimpan banyak sekali ‘kekayaan’ alami. Hutan mangrove di Bali tertata rapi ya mendukung ekowisata. sukses ngontesnya ya Ari.

    • nggak juga kok bu… agak kurang pengawasan dari pengelola, tapi ya lumayanlah… seringnya sih rusak akibat tangan jail para oknum tak bertanggungjawab

  9. Mudah2an pemerintah Indonesia membaca postingan bg Arie Tunsa ini *amin..
    Langkah paling kecil adalah tidak membuang sampah sembarangan di laut.. nah hal inilah yg saya bisa lakukan utk menyelamatkan hutan Magrove..
    Dan tidak boleh jail merusak alam.. okay
    sukses bg di event Indonesi Bangkit..

  10. Ri, sekitar 2 tahun lalu saya pernah melakukan penghijauan di tepi pantai yang hutan mangrovenya sudah terkikis habis.
    Lumayan susah, karena kita harus jalan dan merelakan kaki kita tenggelam sampai setengah paha…tapi asyik, kalau bukan kita, siapa yang akan peduli pada kelestarian hutan mangrove ya?

    Kere postingannya, Ri 🙂

    • walah… aku belum pernah menanam mangrove secara besar-besaran gitu. coba ada kegiatan seperti itu ya… akan nampak makin bagus saja alam kita 😀
      pasti menyenangkan 😀
      salam

  11. siip…nice post as always…*halah sok nginggris, hehe*
    oya, di Pekl juga sedang digalakkan penanaman mangrove ya…

  12. itu gambarnya diambil dimana masbro? kok ada jalan di antara hutan mangrove… jalan / path di atas air gitu… mantapp! bagus banget untuk wisata….

    • di hutan Mangrove Denpasar bang… aku yang ngambil gambarnya sendiri 😀
      bagus ya.. itu ada adventure tracknya loh… lumayan panjang.. jadi kita menyusuri tengah mangrove

  13. sayang pals, pemda kita kebanyakan lebih mementingkan proyek pembangunan super mall dan pembangunan villa atau perumahan lainnya yang notabene mengorbankan tanah hutan kita. Karena dari proyek tersebut ada fee yang sangat menjanjikan daripada proyek pelestarian alam, feenya ndak menarik.

    • iya 😦
      tapi sebenernya hutan itu juga fee nya menjanjikan, tapi untuk jangka waktu yang panjang 😀
      nanti setelah kita kekeringan *mudah-mudahan tidak terjadi

  14. ayooo selamatkan mangrove!
    beraksi sebelum abrasi!

    dikampus saya kebetulan ada kelompok mahasiswa pecinta mangrove dan sering ngadain acara kayak penanaman mangrove gitu 🙂

  15. kepengen jalan2 ke dalam hutan mangrove, selama ini mah cuma tau pinggir2nya doang,
    Ari waktu itu nggak cerita tentang ini ya, …

    • ah, masa sih bun? padahal bagu loh. dulu kan nggak mbahas ttg mangrove, jadi aku lupa mau cerita 😀
      yuk ah kembali lagi 😀

  16. Ping-balik: [Review] Pengadaan Perpustakan di TPQ Al-Huda. « Langkah Catatanku·

  17. Ping-balik: Petisi Save Mangrove | Gandi Fauzi·

  18. Oya..! kami di Bali khususnya kuta badung sedang melestarikan hutan mangrove sebagai kawasan hutan wisata mangrove sepanjang 3 km, yang dalam penantaan nanti ada tempat-tempat rekreasi, tempat memancing dean hasil pancingannya bisa di bakar disitu, tracking, tempat peristirahatan, tower pamantauan, keliling dengan alat perahu kecil ketika air laut naik dll, tentu masuk ke area wisata mangrove lewat akses pembelian tiket, ada pecalangnya (tenaga pengamanannya ala Bali). Untuk lebih maksimalnya penataan tersebut dimohon masukannya, dansaat ini sedang digodog anggarannya lewat PEMDA Badung sesuai masing-masing dinasnya (DKP, Bina Marga, Cipta Karya)

Tinggalkan Balasan ke bensdoing Batalkan balasan