Pantang Pulang Sebelum Padam

Pantang Pulang Sebelum Padam. Pernah mendengar motto itu? kalau tidak, sungguh keterlaluan. Yups, itu adalah motto dari mobil oranye dilengkapi selang flaksibel dengan title, Pemadam Kebakaran

Masih ada yang belum tau? silakan browsing sendiri via om google. Saya rasa itu terlalu, keterlaluan lebih tepatnya.

Sebelum saya melanjutkan tulisan, saya mau mengucapkan “Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un”

Malam ini ada musibah besar yang terjadi di Denpasar, lebih tepatnya di jalan Sedap Malam, Denpasar Timur. Kebakaran besar melanda sebuah bangunan entah bangunan apa. Lokasinya tepat di belakang tempat tinggal saya. Jaraknya dekat, hanya beberapa ratus meter saja.

Kejadian saya perkirakan sekitar jam 18.00 Wita, sebab saya mencium aroma tidak sedap (seperti bau mercon yang meledak) dari lantai dua tatkala hendak wudlu, sebelum berangkat ke masjid. Saya kurang tau apa penyebab utama kebakaran tersebut, tunggu saja esok hari pada koran lokal, runtutan kejadiannya. Semoga saja tidak menelan korban jiwa. Harta melayang bisa dicari, tapi nyawa melayang tak bisa diganti.

Awalnya saya tidak menyangka ada kebakaran, karena tidak ada mobil kebakaran yang melintas saat saya dalam perjalanan ke masjid. Tapi sepulang dari masjid ada satu mobil kebakaran dengan sirine yang meraung-raung berlari memburu TKP. Saya mulai deg-degan, sebab arahnya sejalur dengan saya, menuju rumah. Sekitar 500 meter sebelum sampai ke tempat tinggal, rasa penasaran saya semakin bertambah seiring melihat asap hitam tebal menyelimuti area tempat tinggal.

Jelas, terlihat dikala senja seperti beberapa jam yang lalu. Dalam hati berdoa, semoga pikiran saya salah. Dan benar, alhamdulillah bukan tempat tinggal saya, melainkan bangunan beberapa ratus meter di belakang rumah. Meski begitu hati ini tetap was-was, berempati terhadap korban kebakaran.

Hmmm.. Ada hikmah dalam suatu kejadian. Sekitar 6 mobil pemadam kebakaran dikerahkan dari Denpasar maupun dari pemkab Badung. Bapak-bapak pemadam kebakaran telah melakukan tugasnya dengan baik. Dua jam saja, semua mobil sudah kembali. Tentu saja setelah memastikan bahwa semua benar-benar aman dan api telah padam. Benar, mereka pantang pulang sebelum padam.

Saya jadi ingin menyampaikan sesuatu setelah melihat musibah ini. Saya memang tidak melihatnya dari dekat, karena jalanan diblokir oleh polisi yang bertugas.

Sebenarnya, kita itu juga berperan dalam musibah kebakaran lho. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk membantu memadamkan api lebih cepat, diantaranya:

1. Menepilah saat mobil pemadam kebakaran melintas.

Mobil pemadam kebakaran akan membunyikan sirine dengan sangat keras, menandakan ada keadaan darurat. Pasti kebakaran. Dengan kita (pengguna jalan) menepi, maka mobil pemadam akan lancar melintas dan menyebabkan cepat sampai di tempat yang mengalami musibah.

Ingat, sirine mobil pemadam kebakaran itu keras. Biasanya bunyinya tidak putus-putus seperti sirine ambulan maupun mobil polisi. Ditambah ada suara TOA dari navigator mobil, sebagai pemberi warning dalam membelah kemacetan. Jika kita mendapati ciri-ciri bunyi sirine seperti itu, menepilah. Itu bentuk bantuan kita.

2. Hindari mendekat ke tempat kebakaran untuk menonton

Kebakaran adalah suatu musibah, bukan tontonan publik yang menarik. Hindari membuat kerumunan di area kebakaran. Sebab hal itu sama sekali tidak akan membantu proses evakuasi memadamkan api. Selain itu juga ada bahaya yang mengancam. Jika kita ingin melihat, lihatlah dari jarak yang tidak mengganggu jalan.

Kecuali orang yang sudah berada di sekitar TKP, atau tetangga. Yakinlah, mobil pemadam kebakaran akan berusaha semaksimal mungkin untuk memadamkan api. Bukan berarti kita diam saja, sebelum datang mobil pemadam, tentu kita bantu secara maksimal. Tempat mobil pemadam tidak dekat, butuh waktu untuk menerobos kemacetan lalu lintas.

***

Dua hal tersebut saya rasa cukup membantu untuk memperlancar proses evakuasi memadamkan api. Membantu tidak harus turun langsung, tapi bisa secara tidak langsung. Jangan sampai alih-alih kita membantu malah membuat kacau petugas pemadam kebakaran.

Terutama point pertama. Saya masih melihat dengan jelas keegoisan dari pengguna jalan. Yang lebih menjengkelkan, mobil berplat merah menerobos jalan, padahal dia tau ada mobil pemadam kebakaran dari arah samping kiri. Sungguh terlalu. Tidak bisakah kita menunggu barang tidak sampai 5 menit?

Meskipun mobil pemadam kebakaran tidak salah jika menabrak itu mobil, tapi kan tetap saja saya geram. Itu namanya egois, tidak memperlancar jalan mobil oranye. Sama saja tertawa di atas musibah orang lain kan? 😡 👿

Over all, i’m proud to mr firefighter. Mereka hebat ya.. Sopirnya juga ahli, membawa mobil besar tetap saja lincah. 😀

Sumber gbr: http://klimg.com/kapanlagi.com

57 responses to “Pantang Pulang Sebelum Padam

  1. yes… pemadam kebakaran itu profesi yang penuh bahaya dan tantangan.. insya Allah ladang padahal pastinya 🙂

    betul, ga cuma kalau pemadam kebakaran, sama juga kaya kalo ambulans lewat dan ada orang yang ga mau minggir ngasih jalan itu egoisnya keterlaluan deh kayanya! suka liat soalnya 😦

  2. Dengan tak mengurangi simpati terhadap korban, ikut lega rumah Mas Ari terhindar dari si jago merah..Sumber api itu pasti dimulai dari bau yg tercium tak enak itu ya mas?

  3. Masih ada yang belum tau? silakan browsing sendiri via om google. Saya rasa itu terlalu, keterlaluan lebih tepatnya.

    hmmm…berarti saya keterlaluan, krn benar2 tidak tau :mrgreen:

  4. Di Pabrik Jay jg ada Damkar sendiri, cuman mobilnya kagak kayak di gambar itu, Jay masih blon boleh megang bagian pemadam kebakaran kudu sekolah lgi 😛

  5. Betul yang mas Ari tuliskan, kerumunan publik di area kebakaran memang sangat mengganggu jalannya proseas evakuasi. sayangnya, hal ini kurang begitu disadari. Alih-alih membantu memadamkan api dengan peralatan yang ada malah terpaku, terpana, seolah kebakaran adalah sebuah tontonan.

    • saya juga berpikir akan “menonton” kebakaran secara tidak sadar, karena tentu ajakan orang secara tidak langsung… (ikut-ikutan) makanya saya berusaha untuk tetap sadar dan tidak nimbrung 😀
      salam

  6. Iya ya betul banget, banyak orang yang sok mau buru2 lari ke TKP terjadinya kebakaran, tapi cuma sekedar nonton doang 😦

  7. jadi keinget waktu gempa besar di padang dulu.
    juga ada kebakaran, cuma karena jalanan macet org2 pada ngungsi, si mobil pemadam kebakaran telat datang.
    akhirnya ikut2an warga madamin api. fiuh, pengalaman yg ga terlupakan

    • wah.. kalo itu mah ada faktor bencananya juga ya… tapi emg bener.. naluri manusia itu sebenarnya ingin menolong, hanya saja seringnya dibelokkan oleh nafsu

  8. berlaku juga utk ambulance.. Walopun katanya suka ada aja petugas ambulance yg usil, membunyikan sirene supaya bisa di kasih jalan pdhl gak ada pasien di dalamnya.. Tp drpd kita negative thinking trus gak kasih jalan, mendingan ngasih.. Siapa tau memang ada pasien yg harus di larikan segera ke rumah sakit.. Untuk hal2 seperti ini keegoisan kita emang harus dihilagkan..

    • iya benar.. nah, yang itu baru oknum…! terkadang kita juga mendadak dan tergesa-gesa, tapi ada baiknya berbuat baik dg mengalah demi nyawa bukan? 😀

  9. turut berduka buat korbannya dan turut bersyukur dirimu tak termasuk diantaranya.. ttg yang no 2, betul sekali, banyak yang hanya menonton tak membantu tapi malah nambah2i ruwet… 😦

  10. pertama, idah turut berduka atas terjadinya kebakaran di Denpasar, semoga yang menjadi korban tetap diberi ketegaran. 🙂
    yang kedua, idah kira urung gelem balik nek urung peteng. 😆

    sepertinya sudah menjadi kebiasaan warga ya mas, kalau ada kebakaran atau kecelakaan merekacepat-cept lari utnuk MENONTONNYA.

    • haha…. 😆
      terkadang juga saya melakukannya, hihi… tapi kalo kecelakaan sudah tentu akan menjauh.. bukan apa-apa, karna aku tak kuat liat darah bercucuran hiii serem

  11. kalo terjadi kebakaran, biasanya lebih banyak orang yg nonton doang ketimbang membantu memadamkan, jadi bikin macet mobil pemadam aja ya mas…

  12. iya aku juga sering tuh berfikir tentang mobil ambulance atau pemadam kebakaran gini.. Ya dimana-mana kan sekarang macet yak.. ditambah lagi gak ada yang mau ngalah.. seharusnya ada pendidikan yang diajarkan pada anak kecil (hingga dewasa) bahwa kalau mendengar sirine harus menepi.. suka kesel sendiri gitu.. hmm,,,

    OOT tapi aku gak bisa membedakan loh antara sirine ambulans, pemadam kebakaran atau polisi yang membelah jalan gitu. Soalnya aku sering bete kalau ada pejabat yang sok sibuk nyuruh kita minggir.. ya maksud lo? jalan bukan mereka yang bangun juga, rapat gak penting-penting amat juga mau sok-sok cepet 😛

    • hihi.. keluh kesahnya mbak ni semoga ada yang baca.. 😀
      ada perbedaan kok.. terutama sirine pemadam kebakaran… saya juga baru tau kemarin 😀

Tinggalkan Balasan ke мυнαмαđ яoмđoиι Batalkan balasan